Kisah Kapten Masrin Tentara Penjaga Soekarno-Hatta selama Diculik di Rengasdengklok 76 Tahun Lalu

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang, Cikwan Suwandi
TRIBUNJABAR.ID,KARAWANG- 16 Agustus 1945, 76 tahun yang lalu, Ir Soekarno dan Mohammad Hatta diculik ke Rengasdengklok, Karawang olah sekelompok pemuda.
Para pemuda itu menekan agar dua pemimpin itu segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia setelah Jepang mengalah pada sekutu sehari sebelumnya, 15 Agustus 1945.
Ada cerita soal Kapten Raden Masrin Muhammad atau akrab disapa Kapten Masrin, warga sekitar Rengasdengklok yang menjaga Soekarno-Hatta selama dalam penculikan.
Kapten Masrin ingin memastikan keamanan dua tokoh penting republik ini dan keluarganya aman untuk masuk dan keluar dari Rengasdengklok.
Baca juga: Jadi Tempat Mabuk-mabukan, Situs Sejarah Kemerdekaan Gedung Kawedaan Rengasdengklok Memprihatinkan
Sebuah peta darurat Republik Indonesia (RI) dibuat oleh Kapten Masrin pada 14 Mei 1945 sampai 16 Agustus 1945.
Dalam keterangan peta digambarkan beberapa simbol batas kabupaten, sungai, irigasi, jalan raya provinsi, jalan kereta api besar, dan kecil, jalan daerah, dan batas wilayah RI darurat, dan simbol pertahanan.
Itu yang diingat oleh Wiwin Winara (64) tentang cerita ayahnya. Wiwin merupakan anak ke empat dari delapan saudara.
Wiwin mengatakan, selama ayahnya hidup, tidak pernah cerita soal perjuangannya hingga akhir hayatnya 28 Desember 1971. Wiwin justru mendengar kepahlawanan ayahnya dari bekas anak buah dan rekan seperjuangan ayahnya.
"Setelah bapak meninggal, banyak temannya yang ke rumah dan berjiarah kubur ke makam bapak," katanya kepada Tribun Jabar saat ditemui di makam Kapten Masrin di Dusun Bojong II, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, Senin (16/8/2021).
0 Response to "Kisah Kapten Masrin Tentara Penjaga Soekarno-Hatta selama Diculik di Rengasdengklok 76 Tahun Lalu"
Post a Comment