Buat Geger Pasar Keuangan Global Ini Asal Badai Evergrande

Jakarta, CNBC Indonesia - Minggu ini pasar dibuat cemas oleh adanya isu gagal bayar utang pengembang properti terbesar China, Evergrande. Bursa saham Hong Kong sampai AS sempat anjlok dibuatnya.

Evergrande merupakan pengembang properti asal China yang memiliki utang lebih dari US$ 300 miliar. Minggu ini developer asal Negeri China tersebut harus membayar kurang lebih US$ 85 juta bunganya.


Hanya saja Evergrande mengalami kesulitan likuiditas sehingga membuat risiko gagal bayarnya meningkat. Kekhawatiran akan adanya default memicu pasar saham menjadi reaktif.

Indeks Hang Seng sempat karam lebih dari 3%, kemudian Wall Street juga sempat minus lebih dari 1,5% dan indeks volatilitas VIX yang dikenal dengan fear index naik ke level 26,7% tertinggi sejak Mei 2021.

Meskipun pihak Evergrande mengatakan siap bertanggung jawab atas kewajiban pembayaran bunganya tetapi tidak dijelaskan bagaimana detail negosiasi dengan pemegang obligasinya berlangsung.

Di sisi lain bank sentral China (PBoC) juga menggelontorkan likuiditas sebesar US$ 18,6 miliar untuk perbankan turut membantu pasar yang tadinya bergejolak menjadi lebih tenang.

Hal lain yang perlu menjadi catatan adalah Evergrande juga masih memiliki kewajiban untuk membayar bunga obligasinya yang berdenominasi dolar AS sebesar US$ 47,5 juta minggu depan.

Tingginya utang dan seretnya likuiditas Evergrande membuat sahamnya anjlok lebih dari 80% sepanjang tahun ini. Masalah likuiditas Evergrande sendiri dipicu oleh berbagai faktor.

Pertama adalah model bisnis Evergrande yang mengandalkan utang. Kedua adalah regulasi dari pemerintahnya sendiri.

Kenaikan harga rumah yang signifikan di China membuat pemerintahnya terus berupaya mengendalikan inflasi perumahan. Hal ini jelas berdampak pada penurunan return bagi developer.

Di tengah tingginya utang, penurunan profitabilitas dan cash flow yang terhambat membuat Evergrande benar-benar dalam masalah besar. Banyak analis yang melihat fenomena ini seperti kasus Lehman Brother saat krisis subprime mortgage AS 2008 silam.

Namun banyak juga yang tidak sependapat dengan hal tersebut dikarenakan eksposur investor asing terhadap obligasi Evergrande terbilang tak sebesar Lehman Brother kala itu.

Dari total outstanding debt Evergrande senilai US$ 305 miliar hanya US$ 20 miliar yang terekspose ke investor asing. Artinya kurang dari 10% saja.

Beberapa investor asing yang memegang surat utang developer China ini seperti BlackRock, HSBC, UBS dan Amundi.

Sejatinya kekhawatiran akan instabilitas keuangan akibat dampak sistemik yang ditimbulkan dari tingginya utang di sektor properti China sudah diendus oleh bank sentralnya sejak lama. Kala, 2018 silam.

Kecemasan akan dampak sistemik tersebut semakin meningkat belakangan ini mengingat ada 128 institusi perbankan dan 121 non-bank yang terekspos ke Evergrande. Analis masih terus mencermati perkembangan kasus ini.

Sebenarnya sejak awal tahun, kejadian berupa bond default dari sektor properti China sudah menyita perhatian pasar. Hingga paruh pertama tahun ini jumlah default untuk obligasi korporasi China tercatat mencapai US$ 18 miliar.

Menurut catatan Bloomberg, lebih dari seperempat dari gagal bayar tersebut disumbang oleh sektor properti. Kelesuan sektor properti di China memang menjadi salah satu faktor yang membuat prospek pertumbuhan ekonomi Negeri Panda terhambat.

Belum lama ini lembaga rating global yakni Fitch Ratings memangkas proyeksi pertumbuhan untuk China menjadi 8,1% dari sebelumnya 8,4% akibat sektor properti yang melambat.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia perlambatan ekonomi China tentu akan berdampak pada negara-negara lain yang punya kemitraan kuat seperti Indonesia.

Menurut studi yang dilakukan oleh Bank Dunia, setiap penurunan 1% ekonomi China, maka akan berdampak pada penurunan sebesar 0,5% pada perekonomian domestik.

Jadi jika krisis Evergrande ini tak segera dapat ditangani, Indonesia juga harus siap-siap merasakan dampak getirnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

0 Response to "Buat Geger Pasar Keuangan Global Ini Asal Badai Evergrande"

Post a Comment